Puisi menjadi matematika cinta, mengkalikan rindu dengan variabel luka,hasilkan tanda tanya untuk yang menikmatinya.
dan untukmu kekasih tersayang,kuselip sekuntum bunga matahari diantara rasamu
Friday, June 8, 2007
LUKA
perempuan yang merindumu menyayat jantung mengeluarkan cinta yang telah menghantam hidup berulang-ulang entah untuk kesekian
laju alir darah berbau amis seperti namamu yang telah mendekam lama diantara sekat-sekat pembuluh
Dewi dengan nama pena Dewi Penyair aktif menulis puisi sejak tahun 1996. Karya-karyanya telah diterbitkan dalam antologi puisi: "Dewi Penghitung Bintang" (1997), "Tetesan Sunyi Sang Bulan" (1998), "Coretan Embun Pagi" (2002), "Tangis dan Doa Setetes Darah" (2004), "Hawa" (2008).